AG. H. Abunawas Bintang yang sering disapa Gurutta Abba adalah seorang ulama kharismatik dan berwibawa di pondok pesantren As’adiyah Sengkang. Gurutta Abba berasal dari kabupaten Bone tepatnya di Kajuara Kec. Cenrana. Beliau adalah salah seorang ulama As’adiyah yang terkenal baik di Sulawesi pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Beliau mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengabdi di Pondok Pesantren As’adiyah. Beliau sangat mencintai dan mengagumi gurunya, AG. H. Yunus Martan. Prinsip dan cara hidup Gurutta Abba sebagian besar dipengaruhi oleh Gurutta Yunus yang merupakan murid langsung dari Anregurutta Puang Aji Sade.
Banyak hal yang bisa kita teladani dari Gurutta Abba. Dan penulis sangat bersyukur bisa belajar dan dibina langsung oleh Gurutta Abba. Diantara hal yang penulis garis bawahi tentang Gurutta Abba secara umum, meskipun banyak hal lain yang bisa diuraikan, antara lain:
Pertama, Gurutta Abba sangat rajin dan sangat suka mengajar. Seluruh waktu dari gurutta, baik subuh, pagi, sore dan malam dipenuhi jam memberi pengajian, memberi perkuliahan, dan memberi dakwah. Gurutta Abba tidak mengenal lelah dalam memberi pengajian dan perkuliahan bagi murid-muridnya. Sampai-sampai sakit yang ringan tidak menghalangi Gurutta Abba untuk pergi mengajar. Bahkan sebelum insiden kecelakaan yang dialami oleh Gurutta Abba adalah merupakan perjalanan pulang ke rumah selepas memberi perkuliahan di Ma’had Aly As’adiyah Sengkang.
Inilah yang mesti kita teladani dari Gurutta. Sebagai murid yang bangga dengan Gurutta Abba semestinya membuat kita untuk senantiasa mempunyai semangat yang tinggi dalam mengajar. Pengabdian dan keikhlasan adalah pondasi dasar dari semangat mengajar. Tidak ada istilah lari dari tempat pengabdian. Lari dari tempat pengabdian merupakan hal yang tidak disukai gurutta. Apalagi jika hal itu dilakukan dengan alasan material.
Kedua, Gurutta Abba dikenal sebagai orang yang tegas dan penuh kharismatik. Dalam nilai budaya Bugis hal itu disebut magetteng. Artinya penuh pendirian kuat. Jika Gurutta Abba berkata Merah maka hal itu akan terus Merah. (Narekko makkadai gurutta Abba cella, cellani tu). Dengan ketegasan dan pendirian kuat itu tersebut Gurutta Abba sangat disegani, bahkan saking diseganinya, bunyi motor gurutta saja sudah membuat santri diam.
Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa sikap tegas, pendirian kuat, kewibawaan sangat dibutuhkan dalam mengajar. Namun perlu digaris bawahi bahwa Gurutta Abba tidak pernah memaksa muridnya untuk takut dan segang kepadanya. Hal ini mungkin berbeda dengan sebagian guru yang memaksa muridnya untuk takut sehingga yang tertanam dalam diri muridnya adalah takut bukan taqwa. Takut murid demikian hanya ada jika gurunya dilihat, namun jika gurunya tidak ada maka hilang pulalah rasa takut itu. Kharismatik Gurutta Abba tidak demikian, bahkan penulis bisa merasakan sendiri bahwa kharisma Gurutta, rasa segang kepada gurutta masih ada meski beliau sudah tiada di dunia ini secara fisik.
Ketiga, Diantara hal lain dari Gurutta Abba adalah pandangan gurutta abba terhadap visi masa depan pesantren As’adiyah. Sehingga gurutta abbalah yang mencetus kampus III Madrasah Aliyah As’adiyah di Macanang. Kampus tersebut terbilang sangat jauh dari daerah Sengkang. Namun santri-santri Madrasah Aliyah Macanang merasakan hal yang luar biasa ketika menempuh pelajaran di sana, belajar dengan tenang dengan situasi yang begitu indah. Selain kampus III, Gurutta Abba juga mencetus kampus IV Ma’had Aly As’adiyah di Desa Ujung Baru Kec. Tanasitolo Kab. Wajo. Yang situasinya sama dengan kampus III namun tempatnya terbilang dekat dari daerah Sengkang.
Melihat visi ke depan gurutta tersebut, kita sebagai santrinya mesti juga melihat visi dan gambaran As’adiyah ke arah masa depan. Diantaranya selain meningkatkan bangunan struktural As’adiyah, perlu juga ditingkatkan kultural As’adiyah dari segi menjaga tradisi As’adiyah dan meningkatkan budaya literasi serta pengembangan metode ijtihad.
Ujung Baru, 4 November 2019
Oleh: KM. Tarmidzi Tahir., S.H.I., M.H.I
Bersambung........................
AG. H. ABDUL GHANI
(Pakar Ilmu Arudi dan Sarafe)