Keteladanan “Semangat Belajar Mengajar dan Manajemen Waktu” dari Anregurutta
Rafi’ Yunus Maratan (1941-2018 M)
Hari ini bertepatan dua tahun berpulangnya ke rahmatullah Anregurutta Rafi’ Yunus
Maratan, sang akademisi dan kiyai kharismatik dari Tanah Bugis. Anregurutta wafat pada umur
77 tahun di sebuah rumah sakit di Kota Makassar pada Senin 29 Januari 2018, sekitar pukul
19.25 Wita. Kepergiannya tidak hanya menjadi duka bagi keluarga besar Ponpes As’adiyah
Sengkang, bangsa Indonesia pun kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Wafatnya seorang
ulama laksana kehilangan intan permata yang sukar tuk dicari gantinya. Namun maut adalah
ketentuan absolut Allah swt. yang pasti belaku bagi selain-Nya. Tentunya duka itu harus berakhir
dengan melanjutkan perjuangan Anregurutta dan menjadikan sosoknya sebagai uswah hasanah
dalam beragam hal.
Biorafi singkat dan jejak intelektual Anregurutta
Prof. Drs. H.M. Rafi Yunus Maratan, Ph.D atau yang lebih akrab dengan sapaan Gurutta
Rafi’ lahir di Belawa, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi-Selatan, 15 Juli 1941 M. Gurutta
Rafi’ kecil mulai belajar kitab kuning di bawah asuhan ayahnya yang bernama Anregurutta
H.M.Yunus Maratan (Pimpinan Ponpes As’adiyah ketiga) dan beberapa ulama lain di Ponpes
As’adiyah Sengkang. Menempuh pendidikan dasarnya pada Madrasah Ibtidaiyah tahun 1953,
Madrasah Tsanawiyah tahun 1956, Madrasah Aliyah tahun 1958 di Pesantren As’adiyah
Sengkang serta sempat mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Makassar. Model ‘integrasi
ilmu’ telah dijalaninya sejak masa remaja.
Jenjang pendidikan tinggi Anregurutta tidak hanya lintas disiplin ilmu, melainkan
melintasi 3 benua. Tercatat beliau mulai mengenyam pendidikan di Benua Asia, kemudian hijrah
ke Eropa dan dilanjutkan ke Amerika. Jejak intelektual dalam tahap ini bermula pada Fakultas
Sastra Unhas pada tahun 1961-1964. Kemudian merantau ke kota pelajar tepatnya pada Prodi
Perbandingan Agama di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta hingga mendapatkan gelar Drs pada
IAIN yang pertama di Indonesia ini.
Sebagai ‘thalib’ yang selau merasa dahaga akan ilmu, Anregurutta melanjutkan program
pascasarjananya di Benua Eropa dan Amerika. Meraih gelar magister pada Institute of Islamic
Studies, McGill University, Montreal, Quebec, Canada dalam konsentrasi Teologi Islam pada
tahun 1976. Kemudian gelar doktornya dalam bidang ulumul qur’an pada Department of Near
Estern Studies, University of Michigan, Ann Arbor, Amerika Serikat pada tahun 1996.
Sekembalinya ke tanah air, Anregurutta diamanahi beberapa jabatan penting diantaranya;
aktif menjadi dosen di IAIN, kini UIN Alauddin Makassar pada Fakultas Ushuluddin dan
Program Pascasarjana hingga menjabat sebagai asisten direktur Pascasarjana. Gelar guru
besarnya diperoleh pada kampus yang sama dengan spesialisasi ulumul qur’an dan tercatat
sebagai guru besar pertama dalam disiplin ilmu ini pada lingkup UIN Alauddin Makassar. Di
tengah-tengah kesibukannya sebagai akademisi, Anregurutta juga pernah menjabat sebagai Imam

0 Komentar