Tulisan ini merefleksikan perjalanan 10 tahun TPA Baru Orai (TPA BOT) sejak didirikan pada 2 Mei 2012, yang kemudian menjadi fondasi bagi berbagai inisiatif pembangunan di Baru Orai. Awalnya, TPA BOT bertujuan memberantas buta aksara Al-Quran dan mendekatkan anak-anak dengan masjid.
Setelah tujuh tahun beroperasi, kritik dan kekurangan TPA menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas. Semangat belajar santri menjadi pendorong utama untuk mengaktifkan kembali Madrasah As’adiyah Cabang No. 44 Baru Orai, yang kemudian resmi beroperasi pada 2 Mei 2017 sebagai Madrasah Diniyah Awwaliah Takmiliyah (MDAT) As’adiyah Cab. No. 44 Baru Orai.
Perkembangan positif madrasah dan TPA melahirkan ide untuk membangun gedung sendiri, yang tak terduga berubah menjadi bangunan beton. Perjalanan 10 tahun TPA/BOT telah menumbuhkan optimisme akan generasi muda Baru Orai yang lebih Islami, tercermin dari meningkatnya semangat bersekolah, minat ke pesantren, jumlah alumni yang kuliah (dengan beasiswa madrasah), lahirnya hafidz Al-Quran, berjalannya program Tahfiz Cilik, meningkatnya rasa percaya diri dan prestasi santri, serta praktik hidup yang lebih Islami.
Pengurus Yayasan As’adiyah Baru Orai memiliki optimisme dan harapan besar, antara lain: yayasan menjadi wadah pemberdayaan masyarakat, gedung madrasah menjadi pusat berbagai kegiatan positif dan edukatif, lahirnya rumah tahfiz, menggerakkan ekonomi warga, meningkatnya partisipasi warga perantauan, menjadikan Baru Orai sebagai Kampung Santri, meningkatnya kesadaran beragama, persatuan warga yang kokoh, tumbuhnya kepercayaan pihak luar, dan melahirkan ulama pejuang agama.
Pengurus menyadari kekurangan dalam perjalanan 10 tahun ini dan berharap rahmat serta pertolongan Allah SWT agar dapat terus berkontribusi, melahirkan generasi Islam Baru Orai yang lebih baik dan memperjuangkan tegaknya agama Islam.
Disadur dari Tulisan Salmubi, S.Sos.,SS.,MIM (Ketua Yayasan As'adiyah Baru Orai) dengan judul Catatan Perjalanan 1 Dekade TPA: Madrasah As'adiyah Baru Orai
0 Komentar